Tujuh Cara Tingkatkan Kekuatan Iman

Keimanan seseorang bagaikan siklus yang bisa naik dan turun seiring waktu. Dalam satu kondisi, bisa saja keimanannya begitu tinggi, namun seketika bergoyah ketika ditimpa ujian dari Allah. Tidak hanya kesedihan, kebahagiaan pun menjadi ujian yang menggoyahkan iman.

Terlebih bagi manusia yang imannya masih lemah, maka dengan cepat berubah layaknya membalikkan telapak tangan. Imbasnya mereka jauh dari ajaran Islam bahkan rela berpaling dari Allah SWT. 

Sebagai kaum muslim, sudah seharusnya kita mencari tahu cara tepat untuk meningkatan kekuatan iman. Selain memperteguh diri sendiri, cara ini juga juga bisa mempengaruhi orang sekitar untuk melakukan hal serupa. Berikut ini adalah informasi terkait tujuh cara untuk meningkatkan kekuatan iman.

1. Memperbanyak Baca Al-Qur’an dan Merenungi Maknanya

Hal pertama yang harus dilakukan oleh kaum muslim untuk meningkatkan kekuatan imannya adalah dnegan memperbanyak membaca Al-Qur’an serta merenungi maknanya. Ayat-ayat di dalam Al-Qur’an memiliki targer yang luas dan spesifik sesuau dengan kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Rabbnya.

Bahkan jika didalami, ayat Al-Qur’an tersebut dapat menggetarkan hati seseorang yang tengah mencari kemuliaan Allah SWT. Selain itu, Al-Qur’an juga bisa membuat menangis orang yang berdosa dan memberikan ketenangan hati kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS, Shaad 38:29)

“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (QS, al-Israa’ 17:82)

2. Mempelajari Asma’ul Husna
Selain membaca dan memaknai Al-Qur’an, ternyata mempelajari Asmaul Husna (Nama-Nama Allah Yang Indah) juga bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kekuatan iman. Apabila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.

Tidak hanya itu, bila orang tersebut memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).

Sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar. Dengan memahami Asmaul Husna tersebut maka akan berdampak baik pada peningkatan keimanan yang kita miliki.

3. Mempelajari Sirah Nabawiyah
Rasulullah SAW merupakan teladan kebaikan bagi seluruh manusia. Oleh karena itu, dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah SAW akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadap beliau. Dengan demikian akan berkembanglah keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau serta mematuhi pesan-pesannya selaku utusan Allah SWT.

Baca Juga:  Begini Cara Umar bin Khattab Pilih Menantu

Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya: “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim)

Hadist di atas sangat disukai oleh para sahabat Rasulullah SAW. Dari hadist tersebut sangat jelaslah bahwa dengan mencintai Rasulullah akan menjadi salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidup (sirah) menjadi bagian terpenting untuk lebih memudahkan dalam memahami dan mencintai beliau.

4. Mempelajari Nilai-Nilai Agama Islam
Meskipun kita terlahir sebagai kaum muslim, namun hal tersebut semestinya tidak menghentikan kita untuk terus belajar. Agar keimanan dalam hati terus meningkat maka giatlah dalam mempelajarri nilai-nilai agama Islam. Dengan merenungkan syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkan, perintah serta larangannya, akan menimbulkan rasa kagum terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam tersebut.

5. Mempelajari Kehidupan para Sahabat Rasulullah SAW, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in
Selain mempelajari dan meneladani kehidupan Rasulullah, kita juga harus mempelajari kehidupan dari sahabat beliau. Mereka merupakan generasi terbaik dari Islam yang memiliki kadar keimanan diibaratkan sebesar gunung Uhud. Sedangkan manusia pada zaman sekarang ini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud tersebut.

Dikisahkan Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika ia mengetahui bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabi’in meng-khatamkan Qur’an dalam satu kali sholatnya.

Ada pula cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk masjid.

Lewat cerita-cerita teladan dari sahabat Rasulullah inilah yang bisa menggetarkan hati kaum muslimin yang sedang berusaha meningkatkan kadar keimanan dalam hatinya.

6. Merenungi Tanda-Tanda Kebesaran Allah yang Ada Di Alam (Ma’rifatullah)
Merenungi tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang ada di alam (ma’rifatullah) menjadi suatu hal yang sangat penting untuk meningkatkan keimanan seseorang selanjutnya. Dengan merenungi tanda kebesaran Allah tersebut maka akan menghindarkan diri untuk memiliki sikap sombong.

Sebab ia tentu akan menyadari bahwa hanya Allah lah yang memiliki kekuatan luar biasa untuk menciptakan alam yang sempurna ini. Selain renungan tentang penciptaan alam, renungkan jugalah rahasia dan mukjizat dari Al-Qur’an. meskipun diturunkan secara bertahap, akan tetapi Al-Qur’an memiliki mukjizat yang sangat luar biasa.

Baca Juga:  Beratnya Denda Suami Istri yang Berjima’ pada Siang Ramadhan

Kata tunggal yaum disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saa’ah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah.

Dengan menyakini segala kebesaran Allah tersebut maka akan membuat diri kita merasa kecil di hadapan-Nya. Selain itu, juga akan menambah kekaguman dan cinta serta keimanan kita terhadap pencipta alam semesta ini.

7. Berusaha Keras Melakukan Amal Perbuatan yang Baik Secara Ikhlas
Cara terakhir untuk meningkatkan keimanan adalah dengan berusaha keras dalam melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas. Amalan kebaikan tersebut dapat dimulai dari hati, kemudian diungkapkan dengan lidah dan dipraktekkan lewat anggota tubuh.

Perbanyaklah melakukan amalan hati dan selalu jaga kesucian hati yang kita miliki, sebab di sinilah bermuara sikap dan sifat baik serta buruk seseorang. Amalan lisan juga tidak kalah pentingnya, perbanyaklah dzikir, membaca Al-Qur’an, dan mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Imbangi juga dengan melaksanakan amalan anggota tubuh yakni dengan perbanyak sedekah, dan shalat berjamaah di masjid.

Demikianlah informasi terkait tujuh cara tingkatkan kekuatan iman. Oleh karena itu, sebagai kaum muslim kita harus senantiasa bertanya kepada diri sendiri mengenai tingkat keimanan yang dimiliki. Apabila sudah merasa mulai berkurang, maka bersegeralah untuk memohon ampun kepada Allah dan lakukan ketujuh cara di atas. Agar Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.