Enam Artis yang Tetap Terima Gaji Meski Sudah Meninggal

Ketika seseorang meninggal, maka urusan dunia terputus seketika, termasuk  dengan urusan rezeki yang berupa materi. Namun hal ini tidak berlaku untuk deretan artis berikut ini. Mereka tetap mendapatkan gaji dari royalti karya cipta yang mereka buat semasa hidup. Jika mereka meninggal, maka royalti akan diberikan kepada ahli warisnya. Tentu saja hal tersebut tidak didapatkan dengan mudah.

Semasa hidupnya para pekerja seni ini berperan menjadi pencipta suatu karya. Dengan kerja keras dan ketekunan, hasil karya yang mereka ciptakan sukses dicintai banyak orang. Tidak hanya saat masih hidup, bahkan ketika sudah meninggal pun ciptaan mereka tetap diingat dan disukai.

Sehingga wajar, jika kerja keras tersebut terbayar meski mereka sudah meninggal dunia. Setiap karya mereka yang masih dinikmati, akan mendapatkan imbalan royalti. Ternyata tidak hanya artis luar negeri, beberapa artis Indonesia juga beruntung memiliki nasib yang sama.  Mereka tetap terima gaji meski sudah meninggal dunia. Siapa saja mereka, berikut ulasannya.

1. Michael Jackson

Michael Jackson memang sudah meninggal 25 Agustus 2009 lalu. Namun meski sudah meninggal enam tahun lalu, pemasukannya terus mengalir dari penjualan album lama dan terbarunya. Bahkan berdasarkan Majalah Forbes 2014, Michael Jackson tercatat sebagai  artis yang sudah meninggal dengan penghasilan paling tinggi yakni mencapai $140 million.

Pendapatan ini diperoleh dari semua jumlah penjualan album terbarunya sampai semua hal yang Ia miliki terhitung selama 12 bulan mulai Oktober 2013 hingga Oktober 2014. Bahkan hutang 500 juta dolar AS yang ditinggalkan penyanyi berjuluk ‘MJ’ ini bisa tertutupi pasca kepergiannya. Kini pundi-pundi uang ‘MJ’ masih mengalir   menjadi milik ibu MJ, Katherine, dan tiga anaknya.

2. Elvis Presley

Artis yang sudah meninggal namun tetap berpenghasilan tinggi yang kedua adalah Elvis Presley.  The King of Rock and Roll ini ditemukan meninggal di rumahnya pada 16 Agustus 1977, saat masih  berusia 42 tahun.  Pendapatan yang Ia terima adalah sebesar USD 55 juta atau senilai Rp 675 milliar. Pemasukan yang Almarhum dapatkan salah satunya berasal dari penjualan merchandise miliknya di Las Vegas.

Selain itu, sang putri yang bernama Lisa Marie presley, mendirikan Elvis Presley Entreprises (EPE) Inc. yang  bertujuan untuk mengelola aset-aset yang ditinggalkan mendiang ayahnya. Seiring berjalannya waktu, EPE memiliki hak terhadap nama Elvis dan nama-nama yang berkaitan dengan Elvis, serta beberapa label musik. Sebanyak 110 izin resmi yang dilabelkan kepada sekitar 700 produk yang berhubungan dengan Elvis pada 2002.

Baca Juga:  Lima Nama Orang Indonesia yang Tidak Lazim

Selain itu, EPE juga mengelola bisnis real estate yang terpusat di Graceland. Dengan jumlah pengunjung 650 ribu orang setahun, Graceland menjadi tempat di Amerika Serikat yang paling banyak dikunjungi setelah Gedung Putih, Washington DC.

3. Marilyn Monroe

Siapa yang tidak kenal Marilyn Monroe. Wanita yang hits pada tahun 1960-an ini menjadi  wanita  Hollywood yang paling terkenal. Ia mengawali karir sebagai model, setelah itu  ia juga dikenal sebagai penyanyi dan artis. Dengan segala kontroversinya ia ditemukan Meninggal, 5 Agustus 1962. Berdasarkan Majalah Forbes, penghasilan artis cantik ini hingga kepergiannya mencapai $17 million.

Ternyata, tidak hanya deretan artis luar negeri saja yang mendapat penghasilan meski sudah meninggal. Artis-srtis indonesia berikut ini juga mendapatkan uang setelah kepergiannya.

4. Benyamin Sueb

Mengawali kariernya di dunia hiburan dengan bermusik di bawah label Naga Mustika pada 1950, almarhum Benyamin menjadi salah satu seniman yang paling terkenal dan dikenang hingga akhir hidupnya. Sepanjang kariernya, Benyamin bukan hanya dikenal sebagai musisi, melainkan juga sebagai aktor, komedian, dan sutradara.

Tak heran jika kepergiannya pada 1995 membuat banyak orang merasa kehilangan. Namun demikian, kenangan tentangnya masih lestari berkat keberadaan Ben’s Radio 106.2 FM. Radio yang ia dirikan pada 5 Maret 1990 ini merupakan visualisasi Benyamin S dengan berbagai gambaran karakternya, baik sebagai public figure atau kehidupannya sehari-hari. Ben’s Radio kini dikelola oleh putra ketiga almarhum Benyamin S, yaitu Biem Triani. Radio ini sengaja dirancang mendiang Benyamin S untuk menyasar masyarakat yang mencintai budaya dan etnis Betawi.

5. Nike Ardila

Siapa yang tidak kenal nama Nike Ardilla. Penyanyi dengan suara ngerock ini berada di puncak kesuksesan pada era 90-an. Sayang di usianya yang masih muda, Nike Ardilla meninggal dunia pada   tanggal 19 Maret 1995. Ia meninggal saat masih berusia 19 tahun akibat kecelakaan tunggal di Jalan Riau (dulu RE Martadinata), Bandung.

Selama berkarier di industri hiburan, Nike bukan hanya dikenal penyanyi, tetapi juga sebagai bintang iklan, pemain sinetron, dan model. Ia pun semakin disayang oleh para penggemarnya berkat kebaikan hatinya. Meski tidak lagi dapat mendatangkan limpahan uang, ternyata nama Nike Ardilla masih mampu menafkahi keluargnya. Adalah museum Nike Ardilla, yang resmi berdiri sejak 27 Desember 1996. Pendirian museum ini digagas oleh Nike Ardilla Fan’s Club (NAFC) atas persetujuan keluarga Nike.

Baca Juga:  Sering Celoteh di Twitter, Inikah Gangguan Psikologi yang Dialami Farhat Abbas?

6. Chrisye

Chrismansyah Rahadi atau akrab disapa Chrisye ini meninggal pada 2007 karena kanker paru-paru. Namun karya-karya Chrisye tidak bisa dilupakan begitu saja. Pasca 100 hari kepergiannya, label musik Musica merilis dua album kompilasi: Chrisye in Memoriam – Greatest Hits dan Chrisye – Everlasting Hits. Kemudian pada 1 Agustus 2008, single terakhir mendiang Chrisye berjudul Lirih juga diluncurkan. Karena karyanya,  pada tahun 2009 beberapa musisi Indonesia berkolaborasi dan mementaskan 20 lagu Chrisye dalam pentas “Chrisye: A Night to Remember”
 .
Pada 5 April 2012 Chrisye pun kembali bernyanyi  dalam wujud hologram dan berduet dengan Sophia Latjuba, Once Mekel, Vina Panduwinata, dan Gita Gutawa. Kisah Chrisye juga diabadikan dalam dua buku biografi yang ditulis oleh Alberthiene Endah, yang berjudul Chrisye: Sebuah Memoar Musikal yang diterbitkan pada 2007, dan The Last Words of Chrisye pada 2010. Ada pula buku Chrisye, di Mata Media, Sahabat, & Fans yang diterbitkan pada Maret 2012.