Bacaan Surat Alquran Saat Salat Dhuha

Salat Dhuha merupakan salah satu salat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Pelaksanaannya setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Salat ini memiliki banyak keutamaan sehingga dirutinkan oleh kaum mukmin.

Seperti salat sunnah lainnya, banyak yang berpendapat bahwa surat pendek yang harus dibaca setelah membaca surat Alfatiha adalah surat Asy Syams dan rakaat kedua membaca surat Adh Dhuha.

Ada pula yang mengatakan bahwa lebih utama membaca  surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam salat tersebut. Hal ini tentu cukup membingungkan banyak kalangan umat Islam. Lantas, surat pendek apa yang sebenarnya benar dibaca pada salat tersebut?

Hadist yang menganjurkan agar membaca surat As Syams dan surat Ad dhuha diriwayatkan Ad Dailami dari Uqbah bin Amr, dicantumkan dalam Jami’ul Ahadits. Berikut arti dari hadist tersebut.

“Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.” (HR. Ad Dailami dari Uqbah bin Amr, dicantumkan dalam Jami’ul Ahadits)

Tidak hanya riwayat tersebut, ada pula dalam riwayat lain yang mengatakan bahwa dengan membaca dua surat pendek tersebut maka akan diampuni.

“Barangsiapa yang mengamalkannya maka dia diampuni.”

Banyak literatur yang menyatakan bahwa bacaan surat pendek pada salat Dhuha adalah dua surat tersebut. Misalnya dalam hadist diriwayatkan oleh Ar Ruyani,  Al Hafidz Ibn Hajar. Dalam penjelasannya di sebutkan bahwa ada kesesuaian antara bacaan dengan shalat yang dikerjakan.

Sementara itu anjuran untuk membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas adalah Nihayatul Muhtaj. Dua surat ini disebut lebih utama dibanding surat pendek lainnya.

Namun Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadist ini adalah palsu.
 
“Hadis ini palsu, cacatnya ada pada Musyaji’ bin Amr. Ibn Ma’in berkomentar tentang Musyaji’: “yang saya tahu dia (musyaji’) adalah seorang pendusta.” (Silsilah Hadis Dhaif dan Palsu, hadis ke-3774).

Baca Juga:  Beginilah Adab “Nongkrong” dalam Islam

Selain Syaikh Al Albani, hadist tentang keutamaan membaca empat surat pendek diatas  juga didhaifkan oleh Al Munawi dalam Faidlul Qodir . Alasannya   adanya perawi yang bernama Musyaji’ bin Amr. Imam Ad Dzahabi dalam Ad Dlu’afa’ mengatakan dengan menukil perkataan Ibn Hibban: “Dia memalsukan hadis dari Ibn Lahi’ah dan dia adalah dhaif.” (Faidlul Qodir, 4:201).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan jika hadist yang mengajurkan empat bacaan salat Dhuha tersebut tidak benar. Umat Islam boleh membaca surat pendek apa saja pada rakaat pertama dan keduanya. Artinya tidak ada anjuran untuk mengkhususkan shalat dhuha dengan bacaan tertentu, baik di rakaat pertama, rakaat kedua, maupun doa setelah shalat dhuha.

Seperti diketahui hadist palsu adalah tidak bersumber dari Sabda Nabi Muhammad SAW dan tidak selayaknya dijadikan pegangan hidup dan termasuk salah satu perbuatan bid’ah. Wallahu a’lam.