Ternyata, Inilah Penyakit yang Tidak Ada Obatnya

Berbagai penyakit telah diturunkan oleh Allah SWT ke bumi ini. Banyak orang yang berhasil kemudian mencari cara agar bisa sembuh dari penyakit tersebut, salah satunya adalah dengan menjalani pengobatan.

Banyak penyakit yang menyerang manusia, mulai dari yang berasal dari penyakit jasmani ataupun rohani dapat disembuhkan dengan bantuan medis dan metode lainnya. Namun ternyata, ada penyakit yang tidak ada obatnya di dunia ini.

Penyakit ini bisa menjangkiti siapa saja, tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Selain tidak ada obatnya, ternyata penyakit ini juga bisa menimbulkan perpecahan. Penyakit apakah yang dimaksud? Berikut informasi selengkapnya. 
Ternyata penyakit yang tidak ada obatnya menurut Imam al-Ghazali menimpa rohani manusia adalah penyakit debat. Oleh karena ini, orang yang menderita penyakit ini akan sangat sulit untuk disembuhkan. Tidak mengenal usia, penyakit rohani bisa menjangkiti siapa saja. Ternyata ada banyak hadist melarang perkara debat.

Di dalam kitab yang telah ditulis oleh Imam Al-Ghazali, beliau menjelaskan bagaimana bahayanya penyakit debat yang banyak menyerang manusia ini. Tidak hanya itu, beliau juga berpesan melalui kitabnya tersebut bahwa janganlah sesama manusia saling berbantah-bantahan. Sebab penyakit yang satu ini tidak ada obatnya sehingga harus dijauhi semaksimal mungkin. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah kecuali yang suka berdebat.” Lalu beliau membaca (ayat): “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Pemikiran yang berbeda dari setiap orang tentu bisa memicu timbulnya berdebatan. Masing-masing orang akan memberikan alasan yang kuat untuk mempertahankan pendapatnya. Sehingga hal ini akan membuat mereka menutup mata dan telinga untuk mendengarkan pendapat orang lain.

“Wahai Anakku, tinggalkanlah mira’ (mendebat karena ragu dan menentang, debat untuk menjatuhkan) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.” (HR. Baihaqi).

Tidak hanya itu, banyak orang yang melakukan perdebatan selalu ingin mendapatan kemenangan dan ujung-ujungnya pasti akan menimbulkan permusuhan dan perpecahan di antara mereka. Hal tersebut dikarenakan ketika berdebat sebagian besar manusia telah dikuasai oleh hawa nafsu mereka masing-masing sehingga membuat mereka hanya akan berfokus kepada kemenangan semata.

Baca Juga:  Sebelum Menjadi Indonesia, Negara Kita Pernah Memakai Lima Nama Ini

Karena hawa nafsu sudah menguasai hati dan pikiran mereka maka kebenaran bukanlah menjadi hal yang lebih penting dari pada kemenangan. Tidak ada lagi rasa peduli atau rasa bersalah meskipun telah menyakiti perasaan orang lain saat melakukan perdebatan.

Mari sejenak kita renungi perkataan Imam Ahmad rahimahullah sebagaimana dinukil Ibnu Abdil Barr, “Tak akan pernah bahagia orang yang suka berdebat. Dan tidaklah engkau menjumpai seseorang yang suka berdebat kecuali di hatinya tersimpan sebuah penyakit.”

Perdebatan yang untuk memuaskan hawa nafsu tersebut tidak akan menghasilkan keuntungan atau kebenaran yang jelas. Namun justru akan menimbulkan banyak kerugian bagi semua orang dan bisa mengakibatkan adanya kebencian di dalam hati.

Terlebih lagi apabila mengalami kekalahan dalam perdebatan tersebut, akan benci kepada yang menang. Sementara orang yang menang akan semakin sombong karena berhasil mengalahkan lawan debatnya. Perilaku yang seperti ini sangat dikhawatirkan akan dapat merusak keimanan dan ketakwaan setiap muslim kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan bahwa orang yang pada awalnya benar, namun gemar melakukan perdebatan maka ia bisa menjadi sesat karena perdebatan tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim sudah selayaknya kita menghindari hal-hal yang dapat menjerumuskan ke dalam maslaah perdebatan atau bantah-bantahan yang sangat merugikan.

Pada dasarnya, hukum berdebat dalam Islam memang diperbolehkan. Namun yang harus dicatat adalah harus dengan menggunakan cara yang benar. Perdebatan tersebut harus dilakukan dilandasi dengan tujuan menyampaikan kebenaran dan kebaikan. Selain itu, juga harus disampaikan dnegan akhlak yang baik dan santun.

Ketika melakukan perdebatan, kita tidak diperbolehkan untuk memaksakan pendapat kepada orang lain serta hatus menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Apabila ada kesalahan dalam menyampaikan pendapat, sudah selayaknya kita menghormati kesalahan tersebut dan menerima pendapat yang benar dengan hati terbuka.

Baca Juga:  Waspadai Bahaya di Balik Waktu Luang

Demikianlah informasi mengenai penyakit yang tidak ada obatnya menurut Imam al-Ghazali. Meskipun diperbolehkan untuk berdebat, alangkah lebih baiknya sebagai orang muslim harus menghindari kebiasaan berdebat dan memperbanyak waktu untuk berfokus pada amal ibadah yang lebih bermanfaat.