Inilah Dzikir Sederhana Penangkal Azab

Azab merupakan siksaan yang akan dihadapi makhluk sebagai akibat dari kesalahan yang dilakukan karena ketidaktaatan kepada Allah SWT. Dasyatnya azab yang diterima ini sangat pedih sesuai dengan kesalahan yang telah dilakukan.

Namun selagi masih hidup, Allah SWT tetap akan memberikan ampunan bagi hamba-Nya yang berbuat dosa namun bertaubat. Salah satu upaya untuk menggugurkan dosa adalah dengan berdzikir kepada Allah. Dzikir menjadi ibadah yang paling mudah namun agung di hadapan Allah.

Beberapa bacaan dzikir diantaranya istigfar, tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Ternyata salah satu diantara bacaan dzikir itu merupakan kalimat sederhana penangkal azab. Jika diucapkan dengan sungguh-sungguh dan penuh kekhusukkan, maka Allah SWT akan menghindarkan makhluk-Nya dari azab yang pedih.

Bacaan dzikir sederhana tersebut adalah istigfar yang berbunyi astaghfirullah hal adzim (memohon ampun kepada Allah SWT). Istigfar dibarengi dengan rasa penyesalan yang dalam dan tidak mengulangi perbuatan yang sama maka akan menghindarkan seseorang dari azab Allah. Hal ini sesuai dengan surah Al-Anfal: 33 yang artinya:

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang engkau berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Al-Anfal: 33).

Nabi Muhammad memberikan contoh bahwa beliau selalu melakukan membaca istigfar sebanyak 100 kali sehari semalam. Rasulullah pernah mengumpulkan orang-orang lalu bersabda yang artinya

“Hai manusia, bertobatlah kalian kepada Allah, karena aku sendiri bertobat dalam satu hari seratus kali.” (HR. Abu Huarirah)
 
“Meski dosa-dosamu sebanyak buih lautan, sebanyak butir pasir di padang pasir, sebanyak daun di seluruh pepohonan, atau seluruh bialangan jagad semesta, Allah SWT tetap akan selalu mengampuni, bila engkau mengucapkan doa sebanyak tiga kali sebelum engkau tidur: Astaghfirullahal ‘Adzim al-Ladzii Laailaaha Illa Huwal Hayyul Qayyuumu wa Atuubu Ilaih. (Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Memelihara (kehidupan), dan aku bertobat kepada-Nya).” (HR. at-Tirmidzi).

Baca Juga:  Gambaran Teknologi Komunikasi Penduduk Surga

Sebuah kisah tentang Nabi Yunus as yang dimakan ikan Paus menjadi salah satu pelajaran bagi kita. Saat berada di dalam tubuh ikan ini, Nabi Yunus bertaubat kepada Allah atas dosa-dosanya yang tidak sabar menghadapi kaumnya. Akhirnya Ia berhasil terbebas setelah melakukan istigfar dengan penyesalan yang amat dalam.

“Maka kami telah memperkenankan danya dan menyelamatkannnya dari kedukaan. Dan demikianlah kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya: 88)