Empat Sifat yang Harus Dimiliki Penghuni Surga

Semua orang tentu menginginkan menjadi penghuni surga. Sebuah tempat di akhirat kelak yang disediakan oleh Allah SWT untuk orang-orang yang beriman. Oleh karenanya, banyak di antara kaum muslim yang berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan agar bisa menjadi salah satu penghuninya.

Surga menjadi motivasi mereka untuk mengerjakan amalan-amalan yang mendatangkan pahala dan keberkahan seperti shalat, sedekah, zakat dan lain sebagainya. Akan tetapi, sebagai kaum beriman kita tidak hanya dituntut untuk melakukan amalan kebaikan saja.

Namun, untuk menjadi penghuni surga yang merupakan tempat kenikmatan paling kekal ini kita juga dituntut untuk memiliki sifat terpuji. Tenyata ada empat sifat yang harus dimiliki penghuni surga, apa sajakah itu? Berikut informasi selengkapnya.

“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Rabb yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah surga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” (QS. Qaaf: 31-35)

1. Sifat Awwab

Sifat pertama yang harus dimiliki oleh para penghuni surga yakni sifat awwab. Maksud awwab adalah kembali kepada Allah dari maksiat kepada ketaatan kepada-Nya, dari hati yang lalai mengingat-Nya kepada hati yang selalu mengingatnya.

Ubaid bin Umair berkata, “Awwab artinya orang yang mengingat dosa-dosanya kemudian memohon ampunan dari dosa-dosa itu.

Sa’ad bin Al-Musayyab berkata, “Artinya orang yang berdosa kemudian taubat, berdosa kemudian bertaubat lagi.”

2. Sifat Hafiiz

Sifat kedua para penghuni surga adalah hafiiz yakni mereka yang senantiasa menjaga. Menurut Ibnu Abbas, artinya menjaga apa yang dipercayakan Allah dan yang diwajibkan-Nya. Menurut Qatadah, artinya menjaga apa yang dititipkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, berupa hak dan nikmat-Nya.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Ia menjaga amanat yang Allah janjikan untuknya dan ia pun menjalankannya.”

Qotadah rahimahullah mengatakan, “Ia menjaga kewajiban dan nikmat yang Allah janjikan untuknya.”

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “Perlu diketahui nafsu itu ada dua kekuatan yaitu kekuatan offensive (menyerang) dan kekuatan defensive (bertahan). Yang dimaksud dengan awwab adalah kuatnya offensive dengan kembali pada Allah, mengharapkan ridho-Nya dan taat pada-Nya. Sedangkan hafiizh adalah kuatnya defensive yaitu menahan diri dari maksiat dan hal yang terlarang. Jadi hafiizh adalah menahan diri dari larangan Allah, sedangkan awwab adalah menghadap pada Allah dengan melakukan ketaatan pada-Nya.”

Baca Juga:  Begini Siksa Neraka Berdasarkan Surat Al Waqiah

Dengan memiliki sifat hafiiz ini maka orang tersebut akan mempunyai kua kekuatan, yakni kekuatan mencari dan kekuatan menahan diri, maka awwab mempergunakan kekuatan mencari tatkala kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mencari ridha-Nya dan taat kepada-Nya.

Sementara itu, orang yang senantiasa menjaga akan menggunakan kekuatan penjagaannya tersebut untuk menahan diri dari kedurhakaannya kepada Allah SWT dan dari keinginan untuk melanggar larangan-Nya. Dengan demikian, mereka akan  menjaga dari segala perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT.

3. Takut kepada Allah
Sifat penghuni surga yang selanjutnya yaitu mereka yang takut kepada Allah. Orang yang takut kepada Allah tidak akan melakukan perbuatan yang diharamkan oleh-Nya. Mereka akan senantiasa menjaga diri karena adanya perasaan takut tersebut.

Dalam firman Allah (yang artinya), “Orang yang takut kepada Rabb yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya)”,

Dalam firman tersebut terkandung makna pengakuan akan adanya Allah, akan rububiyah-Nya, akan ketentuan-Nya, akan ilmu dan pengetahuan Allah yang mendetail pada setiap keadaan hamba. Juga di dalamnya terkandung keimanan pada kitab, rasul, perintah dan larangan Allah. Begitu pula di dalamnya terkandung keimanan pada janji baik Allah, ancaman-Nya, dan perjumpaan dengan-Nya. Begitu pula di dalamnya terkandung keimanan pada janji baik Allah, ancaman-Nya, dan perjumpaan dengan-Nya. Seseorang dikatakan takut pada Allah (Ar Rahman) haruslah dengan memenuhi hal-hal yang telah disebutkan tadi.

4. Orang yang Datang dengan Hati yang Bertaubat

Sifat penghuni surga yang terakhir adalah dayang dengan hati yang bertaubat. Maksud dari hati yang bertaubat dijelaskan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Kembali (dengan bertaubat) dari bermaksiat pada Allah, melakukan ketaatan, mencintai ketataan tersebut dan menerimanya.”

Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan balasan bagi orang-orang yang keadaannya seperti ini, dengan berfirman,

“Masuklah ke surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada sisi Kami ada tambahannya.” (Qaf: 34-35).

Baca Juga:  Empat Kriteria Wanita Shalehah Berdasarkan Surat An-Nisa

Setiap muslim tentu sangat menginginkan kebahagiaan abadi di surga kelak. Tempat yang memiliki kenikmatannya tiada terkira. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah berfirman: Aku sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh surga yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam hati manusia.” Bacalah firman Allah Ta’ala, “Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah: 17) (HR. Bukhari no. 3244 dan Muslim no. 2824)

Demikianlah informasi mengenai empat sifat yang dimiliki penghuni surga. Semoga dengan mengetahui empat sifat tersebut, akan membuat kita sebagai kaum muslim semakin dekat kepada Allah, menjauhi maksiat, serta segera bertaubat dan kembali dalam ketaatan kepada-Nya.