Empat Rahasia Rasulullah SAW Kelola Keuangan

Urusan mengelola keuangan memang membutuhkan keahlian tersendiri. Tidak jarang diantara kita yang bergaji besar tetap harus merasa was-was diakhir bulan karena keuangan sudah menipis. Pendapatan perbulan hanya cukup memenuhi urusan konsumtif tanpa tersisa untuk investasi.

Akhirnya kerja keras setiap hari habis tidak bersisa sehingga kehidupan pun tidak mengalami perkembangan. Empat rahasia Rasulullah SAW ini patut dijadikan teladan untuk mengelola keuangan anda.

Sebelum akhirnya menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW adalah wirausahawan yang sukses dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini didukung dengan kepiawaiannya mengelola uang. Lantas seperti apa  rahasia Rasulullah tersebut?

1. Ketahui Apa Saja Pengeluaran Keuangan
Sejatinya uang merupakan salah satu ujian dari Allah yang nantinya harus dipertanggungjawabkan.  Untuk itu, umat Islam harus benar-benar mengetahui kemana saja uangnya dipergunakan. Buatlah skala prioritas kebutuhan yang penting dan tentunya tidak menyianyiakan hartanya selain untuk ketaatan kepada Allah SWT.

Keperluan konsumtif tentu saja diperhitungkan terlebih dahulu. Pasalnya keperluan ini adalah wajib demi bisa melangsungkan kehidupan. Namun untuk urusan yang satu ini, kita dilarang untuk berlebihan. Pasalnya kesenangan perut merupakan kenikmatan dunia yang akan banyak membawa kemudharatan jika dipergunakan secara berlebihan.

Dengan mengetahui prioritas keuangan, maka kita akan terhindar dari sifat menghambur-hamburkan harta.  Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

”Tidaklah melangkah kaki seorang anak Adam di hari kiamat sebelum ditanyakan kepadanya empat perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya untuk apa dimanfaatkan.” (HR Tirmidzi).

2. Bersedekah
Ini berlaku untuk semua orang meski dengan penghasilan kecil ataupun besar. Pasalnya disetiap pendapatan yang kita dapatkan ada hak orang lain yang kita keluarkan. Uniknya meski dalam kondisi ekonomi terhimpit, memberikan harta dalam bentuk sedekah justru akan menambah harta.

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. (Adz-Dzariyat : 19)

Baca Juga:  Inilah Tiga Ciri Istri Pembawa Sial Bagi Suami

Katakanlah: “Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendakiNya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya ” (QS. Saba:39).

Sabda Rasulullah SAW hadits Abu Rabsyah Al-An Maary: “Harta tidak akan berkurang dengan dishodaqohkan” (HR. Tirmidzi).

 Firman Allah Ta’ala: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (yakni keluarkanlah zakatnya) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.” (QS. Al Baqoroh:267).

3. Seimbang Antara Pengeluaran dan Pemasukan
Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya agar menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk hidup sederhana dan tidak boros. Namun juga tidak diperbolehka kikir terhadap diri sendiri dan keluarga.

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.  ” (QS. Al Furqan: 67).

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, … (Qs. Al-Isra’: 26-27).

4. Tidak Menumpuk Harta
Manusia dihimbau untuk tidak menumpuk harta dan lebih banyak berbagai dengan orang lain. Terlebih jika ada kerabat atau rekan yang kesusahan, maka wajib bagi kita untuk membantu.Jika menahannya dengan tujuan untuk menumpuknya, maka tidak ada manfaatnya.Alternatif lain adalah dengan menyisikan  penghasilan atau uang Anda untuk modal. Bahkan, kalaupun Anda adalah seorang karyawan atau pegawai.

Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi “Hai anak Adam berinfaklah, niscaya Aku akan memberi nafkah (memberi gantinya) kepadamu”. (HR. Bukhari & Muslim)