Sejarah Berdirinya Kota Bukittinggi – Kota Jam Gadang

Sejarah berdirinya Kota Bukittinggi tidak lepas dari perjuangan masa penjajahan. Kota yang terkenal dengan Jam Gadangnya ini mempunyai pemandangan yang indah karena dikelilingi oleh Pegunungan Marapi, Singgalang dan Sago. Kota yang merupakan Parisnya Sumatera ini mempunyai cerita panjang dibalik sejarah berdirinya. Lalu bagaimana sejarah Kota Bukittinggi hingga menjadi kota yang indah serta ramai sekarang ini? berikut adalah ulasannya.

Sejarah Berdirinya Kota Bukittinggi
Di kota Bukittinggi ini anda akan merasakan aroma atau nuansa seperti zaman penjajahan. Ada banyak objek wisata yang bisa anda kunjungi ketika berada di kota ini. salah satunya adalah Goa Jepang yang merupakan peninggalan masa penjajahan Jepang. Selain peninggalan dari negeri Sakura ini, peninggalan dari Belanda juga masih banyak yang tersisa di kota ini. seperti rel kereta api, benteng pertahanan, serta monumen-monumen tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah selama dijajah oleh Belanda.

Kota Bukittinggi harus masuk dalam destinasi wisata apabila berkunjung ke Sumatera Barat. Hal itu dikarenakan di kota ini anda akan menemukan suasana yang asri, sejuk dan pemandangan yang indah.

Sejarah berdirinya Kota Bukittinggi diawali dengan adanya sebuah pasar yang berdiri serta dikelola oleh penghulu Nagari Kurai. Orang Minangkabau biasa menyebutnya Pakan. Pakan ini hanya buka pada hari Sabtu saja dan lama-kelamaan pengunjung yang datang semakin ramai.

Pada akhirnya pakan ini dibuka juga pada hari Rabu. Pakan tersebut terletak di perbukitan yang tinggi sehingga disebut Bukittinggi untuk pasar di negeri Kurai tersebut. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu pasar itu kemudian berubah nama menjadi pasar ateh. Sementara nama Bukittinggi sendiri menjadi julukan untuk negeri Kurai.

Pada sumber lainya menyebutkan bahwa pasar itu diberi nama Bukik Kubangan kabau. Terjadi pertemuan adat Suku Kurai yang kemudian mengganti nama menjadi Bukik Nan Tatinggi. Nama Bukik (Bukit) yang terakhir itulah yang kemudian menjadi Bukittinggi. Sedangkan nama pasar Kurai menjadi Pasar Bukittinggi.

Baca Juga:  Inilah Penggali Sumur Zam-Zam

Sejarah berdirinya Kota Bukittinggi tidak bisa dilepaskan dari masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1833 telah terjadi perjanjian Plakat Panjang yang pada akhirnya menghasilkan perjanjian bahwa Nagari Kurai menjadi pusat kegiatan Ekonomi Fort de Kock. Nagari Kurai ini merupakan salah satu nagari yang ada di daerah Luhak (kabupaten) Agam serta terdiri dari Lima Jorong. Sebenarnya sebelum Belanda datang ke Dataran Tinggi Agam pada 1823, Pasar Bukittinggi ini sudah ramai didatangi oleh penduduk.

Sekitar tahun 1825-1826 didirikan benteng Fort de Kock di Bukit Jirek – 300 meter sebelah utara Pasar Bukittinggi. Benteng tersebut dibangun oleh Kepala Opsir Militer Belanda untuk Dataran Tinggi Agam yang bernama Kapten Bauer. Nama benteng itu sendiri diambil dari nama Komandan Militer dan Wakil Gubernur Jendral Hindia Belanda.

Fungsi dari dibangunnya Benteng tersebut adalah untuk membantu Kaum Adat dalam menghadapi Kaum Paderi (Agama). Sejak saat itulah pemerintah Hindia Belanda menyebut kawasan itu sebagai Fort de Kock. Sedangkan warga Minangkabau tetap menyebut daerah tersebut dengan Bukittinggi.

Itulah artikel mengenai sejarah berdirinya Kota Bukittinggi. Semoga informasi yang disajikan dapat menambah pengetahuan dalam mempelajari sejarah kota di Indonesia. Terimakasi sudah membaca.