Tiga Kondisi Manusia yang Mudah Dikuasai Iblis

Iblis merupakan musuh nyata yang akan menjerumuskan manusia ke lembah neraka. Makhluk pembangkang ini diusir dari surga akibat sikap sombong dan tidak mau bersujud kepada manusia pertama yang diciptakan Allah, yakni Nabi Adam AS.

Itulah mengapa iblis begitu membenci manusia dan ingin agar keturunan Nabi Adam ini masuk neraka. Golongan ini melakukan berbagai cara agar bisa menguasai manusia sehingga dengan mudah melanggar perintah Allah.

Ternyata tidak hanya karena usaha iblis saja manusia bisa tersesat dari ajaran Allah. Namun ada kondisi dan sikap manusia yang menjadi celah untuk iblis menguasai diri mereka. Lantas kondisi seperti apa yang membuat manusia mudah dikuasai iblis? Berikut ringkasannya.

1. Kekaguman Pada Diri Sendiri (Ujub)
Kondisi pertama yang membuat manusia mudah dikuasai iblis adalah sifat ujub atau terlalu mengagumi diri sendiri. Sikap ini merupakan cikal bakal dari sikap sombong. Sifat-sifat inilah yang kemudian memunculkan perasaan bahwa diri paling baik, paling suci dan paling hebat. Ini merupakan sifat yang ditunjukan iblis ketika Allah SWT memerintahkannya agar bersujud kepada Nabi Adam. Iblis buta terhadap kekurangan diri dan merasa dirinya paling baik.

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqoroh : 34).

Ketika manusia merasa kagum terhadap dirinya sendiri maka akan mudah dikuasai iblis. Iblis akan menumbuhkan sikap sikap sombong, sehingga kebaikan orang lain tidak akan terlihat dan menganggapnya kecil dibandingkan dengan kebaikannya.

2. Merasa Banyak Amal
Kondisi kedua yang membuat manusia mudah dikuasai iblis adalah merasa paling banyak amal. Dengan sifat ini, maka manusia mudah meremehkan dengan dosa-dosa. Manusia akan mengakumulasi dosa-dosa dan menganggap dosa kecil tidak begitu berarti. Manusia beranggapan kumpulan dosanya hanyalah setumpuk kerikil, padahal dosanya telah menggunung.

Baca Juga:  Sejarah Perang Uhud - Kekalahan Pasukan Karena Langgar Satu Perintah Nabi

Dengan sikap ini, manusia berpikir bahwa amalnya seluas samudera. Sehingga dosa-dosa kecil ini tidak dianggap berarti. Puas dengan ketaatan yang telah dilakukan adalah di antara tanda kegelapan hati. Padahal Orang yang melakukan amal ibadah tidak tahu apakah amalnya diterima atau tidak.

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al-Mukminun: 60)

3, Mudahnya Melupakan Dosa
Kondisi lain yang membuat manusia mudah dikuasai iblis adalah mudah melupakan dosa. Manusia dengan kondisi ini akan merasa tidak masalah dengan dosa-dosa yang sudah dilakukan. Dosa demi dosa tidak membuat bertaubat tetapi justru dilupakan dan tidak dianggap. Hingga tertumpuklah dosa-dosa itu dan tiba-tiba ia terkejut saat melihat betapa menjulangnya tumpukan dosa pada yaumul hisab. Wallahu a’lam bish shawab.

Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menjadi pengetahuan baru bagi para pembaca setia. Terimakasih sudah membaca.