Ternyata Inilah Tujuh Perumpamaan Orang Mukmin

Kaum mukmin merupakan orang-orang yang mempunyai derajat keimanan yang lebih tinggi dalam memahami ajaran agama Islam. Mereka memiliki hati yang senantiasa takut kepada Allah SWT dan akan mematuhi segala perintah dan larangan-Nya.

Orang mukmin tidak akan pernah membeda-bedakan satu perintah dengan yang lainnya. Mereka akan dengan suka rela mengerjakannya dengan ikhlas karena Allah Ta’ala. Orang mukmin ini akan banyak diberi pahala dan syafaat dari Allah dan Rasul-Nya.

Tidak hanya akan mendapatkan pahala, ternyata Allah dan Rasul-Nya juga memberikan perumpamaan untuk orang mukmin. Perumpamaan tersebut juga hanya dimengerti oleh mereka yang berakal. Lantas apa sajakah perumpamaan yang dimaksud? Berikut informasi selengkapnya.

1. Bagaikan Pohon
Perumpaan pertama yang disematkan kepada kaum mukmin adalah bagaikan pohon. Hal ini ini dikarenakan sebagai orang mukmin kita terlihat bagai tanaman yang senantiasa diterpa oleh angin. Angin inilah yang disebut dengan cobaan. Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan seorang mukmin seperti tanaman, angin menerpanya ke kiri dan ke kanan. Seorang mukmin senantiasa mengalami cobaan. Sedangka perumpamaan orang munafik seperti pohon yang kuat tidak pernah digoyangkan angina sampai ia ditebang.” (al-Hadits)

Setiap orang tentu akan diuji oleh Allah SWT. Ujian itu dapat menjadi ajang menambah keimanan atau justru memperlemah iman terhadap Allah. Di sinilah Allah melihat kekuatan iman seseorang, apabila ia adalah mukmin sejati maka ia akan senantiasa sabar dan tawakal dalam menghadapi semua ujian yang diberikan kepadanya.

2. Bagaikan Bangunan
Tidak hanya diumpamakan seperti pohon, ternyata ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa kaum mukmin itu ibarat sebuah bangunan. Bangunan di sini maksudnya adalah setiap orang saling menguatkan satu sama lain dan menjadi penopang serta pelindung bagi mukmin lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [Shahih Muslim No.4684]

Kunci menjadi bangunan yang kuat adalah pondasi yang kuat pula. Maka sebagai kaum mukmin kita harus senantiasa membangun kerjasama untuk menjalin kebersamaan. Jangan hanya memikirkan diri sendiri dan bersikap egois satu sama lainnya.

3. Bagaikan Tubuh
Setiap manusia memiliki kodrat untuk saling membutuhkan satu sama lainnya. Tidak ada yang bisa hidup secara individual. Maka kaum mukmin diumpamakan seperti tubuh, apabila ada satu orang yang terluka, maka ia juga akan merasakannya. Rasulullah SAW bersabda:

Baca Juga:  Api Neraka Pernah Sampai ke Dunia, Begini Panasnya

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]

Sebagai kaum mukmin kita harus melalui suka dan duka secara bersama-sama. Jangan hanya memberatkan beban kepada satu orang untuk menyelesaikan sebuah masalah. Sikap yang demikian ini akan menimbulkan perpecahan. Maka selesaikanlah masalah secara bersama-sama untuk membangun hubungan yang harmonis dengan sesama.

4. Bagaikan Cermin
Selain dikatakan seperti tubuh, kaum mukmin juga diibaratkan bagaikan cermin. Setiap orang dikatakan menjadi cermin bagi sesamanya. Hal ini bisa kita jabarkan, ketika seorang mukmin melihat saudaranya melakukan sebuh perbuatan tercela maka ia harus segera memperbaikinya dan menjaga agar perbuatan demikian tidak ia lakukan.

“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.”

Cermin biasanya digunakan untuk melihat diri, memperhatikan kekurangan dan memperbaikinya. Oleh sebab itu, jadikanlah saudara sesama muslim untuk menjadi cermin perbuatan kita. Apabila baik kelakuan mereka, maka tirulah. Namun bila buruk kelakukannya nasihatilah dan jangan pula menjadi seperti dirinya.

5. Bagaikan Lebah
Kaum mukmin juga diibaratkan seperti lebah. Maksud dari perumpamaan ini adalah kaum mukmin ini senantiasa memasukkan dan mengeluarkan segala sesuatu yang baik. Ia juga tidak akan merugikan orang lain karena senantiasa memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya.

“Perumpamaan seorang Mukmin seperti lebah, apabila ia makan maka ia akan memakan suatu yang baik. Dan jika ia mengeluarkan sesuatu, ia pun akan mengeluarkan sesuatu yang baik. Dan jika ia hinggap pada sebuah dahan untuk menghisap madu ia tidak mematahkannya.” (HR. Al-Baihaqi]

6. Bagaikan Pohon Kurma
Perumpamaan selanjutnya, kaum mukmin dikatakan seperti pohon kurma. Kurma menjadi salah satu makanan kegemaran Rasulullah SAW. Manusia diibaratkan seperti pohon kurma karena seluruh bagian dari pohon ini memiliki manfaat. Maka kita dianjurkan untuk seperti pohon kurma yang memberikan manfaat bagi orang lain, terutama ketika mereka membutuhkan bantuan. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: ” Perumpamaan seorang mukmin itu seperti pohon kurma, apapun yang engkau ambil darinya pasti bermanfaat bagimu.” (HR: Thobrani)

Orang mukmin harus senantiasa berkontribusi kepada sesama mereka. Kita harus senantiasa membantu sesama selagi itu tidak melanggar perintah dari Allah SWT.

Baca Juga:  Amalan Sebesar Gunung Hancur Akibat Bermaksiat Disaat Sepi

7. Bagaikan Emas
Perumpamaan terakhir, kaum mukmin diibaratkan seperti emas. Emas dimana pun berada akan senantiasa berharga. Seperti itulah seharusnya kaum mukminin, dimanapun ia berada harus selalu bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan seorang mukimin seperti lempengan emas, kalau engkau meniupkan (api) diatasnya ia menjadi merah, kalau engkau menimbangnya, tidaklah berkurang.” (HR. Baihaqi)

Menjadi seorang mukmin itu ibarat emas yang harus selalu kokoh, tidak luluh dan tidak pula menyerah pada keadaan. Ia harus kukuh dalam berpijak di atas kebenaran, namun tidak pula mudah melebur mengikuti arus kehidupan. Dalam artinya orang mukmin itu harus memiliki prinsip dalam menjalani hidupnya.

Demikianlah informasi mengeni tujuh perumpamaan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya dan juga termasuk di dalam Al-Qur’an. Hanya orang yang berakallah yang dapat memahami berbagai perumpamaan di atas. Semoga Allah menjadikan kita kaum yang berakal dan beriman serta senantiasa bertakwa kepada-Nya.